Rabu, 29 September 2010

Jangan Panggil Aku “dek”

Banyak orang masuk dan keluar dalam hidup kita. Masing-masing mereka memainkan perannya dalam episode-episode kehidupan. Entah bagaimana akhirnya, namun yang pasti pertemuan itu akan menjadi kenangan indah yang telah terekam dalam lubuk jiwa…

“Kakaaak….!”dengan semangat ku panggil kakak kesayanganku itu untuk mengawali kebersamaan.

”Yupz…ada apa dek”?? Di seberang sana kakakku menjawab riang.

hehehhee…engga, cuma mau absen aja” ledekku padanya.
“huehehhee…adekku ini memang paling jail sedunia” untuk yang kesekian kalinya kakak kujahili.

“sudahkan dirimu tersenyum hari ini??” Pertanyaan itu merupakan pertanyaan rutin yang selalu kakak tanyakan padaku. Dan pertanyaannya itu selalu mampu memacu motivasiku untuk bersemangat memulai hari-hariku.

Namaku Rani. Aku merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara. Semenjak kecil, aku memang mendambakan memiliki seorang kakak laki-laki. Aku selalu iri bila mendengar teman-temanku di sekolah yang dengan bangga menceritakan tentang kakak laki-laki mereka. Kadang aku berhayal mempunyai seorang kakak yang selalu menjaga dan melindungiku dari teman-teman yang nakal, yang membelaku jika habis dimarahi ibu, yang dapat dijadikan tempat berbagi cerita jika aku sedang sedih, seseorang yang memanggilku “adek”.

***
“Adeeeek” kata-kata itu tiba-tiba muncul di layar monitorku. Wajahku yang tadinya serius mengerjakan tugas kantor, spontan berubah menjadi berseri-seri…aku tersenyum...

“kakak memanggilku”.

“Ada apa kak??” jawabku.

“Nih, kakak kasih lihat foto-foto ketika kemaren kakak tugas di pulau. Kemaren kakak habis presentasi program kami di sana.”

“waah keren banget, kakakku memang paling hebat deh.”

Aku memang begitu mengagumi kakakku ini. Bagiku, dia adalah sosok lelaki yang hebat. Dia begitu menikmati dan mencintai pekerjaannya. Pekerjaan yang bagiku sangat menarik, yaitu di LSM bidang pendidikan yang khusus menangani anak-anak. Dia juga memiliki impian yang tak kalah hebatnya. Membangun sekolah alam gratis di kampung halamannya. Aku sangat bangga padanya. Walaupun dia bukanlah kakak kandungku.

Andi, sosok pemuda yang ku panggil “kakak” itu kini begitu berarti dalam hidupku. Perkenalan kami bermula ketika dia memberikan komentar pada salah satu blog yang ku miliki. Kemudian kami saling balas membalas komentar yang  pada akhirnya percakapan berlanjut via chatting.

Awalnya aku hanya bersikap biasa saja dengannya. Sama seperti teman-teman baruku yang ku kenal lewat dunia maya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa aku merasakan sesuatu yang berbeda yang ku temukan pada pemuda ini. Aku sudah merasa dekat walaupun kami baru berkenalan.

***
“Disana sudah jam setengah dua ya kak?” Tanyaku ketika itu. Kami memang terpisah jauh oleh jarak dan waktu. Kakakku bekerja di sebuah pulau di wilayah timur Indonesia. Sedangkan aku berada di Jakarta.

“Waah…senangnya ada yang memanggilku kakak” jawabnya.

“Memang adeknya gak manggil dengan sebutan ”kakak” ya?” Tanyaku.

“Engga, adekku cuma manggil nama”. Jawabnya.

“Ooh, kalo Rani memang suka manggil ‘kakak’, karena dari kecil Rani pengen punya kakak cowok”. Kataku menjelaskan.

“Waah kalo gitu dirimu jadi adikku saja…dari dulu aku juga pengen punya seorang adik perempuan. Gimana, mau ga??”.

“Benarkah dirimu mau menjadikan Rani sebagai adikmu?? Ga nyesel nih kak? Rani kan orangnya suka nyusahin loh kak”. Jawabku menegaskan. Begitulah awal mula hubungan kami berdua.

***
Aku sudah tidak sabar ingin cepat-cepat menyalakan komputerku. Hatiku sedang gundah dan ingin segera ku curahkan pada kakak kesayanganku itu.

“kakaaak….”.

“ada apa dek?” jawabnya.

“Rani lagi kesel nih kak, sama Pak manager, tadi Rani habis dimarahi”.

“Dimarahi kenapa dek? Kamu nakal sih”. Kakak malah meledekku.

Setiap kali ada masalah, aku memang akan selalu mencurahkannya pada kakakku itu. Dan diapun dengan senang hati dan penuh kesabaran menanggapi semua keluh kesahku. Walaupun sesibuk apapun dia dengan pekerjaannya, tapi kakak akan selalu dapat meluangkan waktunya untukku. Nasehat-nasehatnya,  kedewasaannya, dan caranya dalam menyikapi masalah secara bijak mampu membuatku selalu merasa nyaman berdiskusi dengannya.

Sosoknya sudah begitu melekat kuat di hatku. Dia bisa membangkitkan semangatku di saat aku sudah merasa menyerah. Dia bisa mengembalikan senyumku di saat aku sedang gundah. Dia benar-benar sosok seorang kakak yang selama ini aku cari. Semakin hari aku semakin mengaguminya. Semangatnya, perjuangannya, impiannya, dan hidupnya. Dia menjadi inspirasiku untuk bersemangat pula dalam mengarungi hidup. Akupun dengan bangga menceritakan tentangnya pada teman-temanku, ataupun pada keluargaku. Aku ingin mereka tahu bahwa aku memiliki seseorang yang hebat. Setidaknya di mataku.

Terlepas dari itu semua, ada satu hal yang mengganjal hatiku. Apakah hubungan kakak-adek ini diperkenankan? Apakah aku sudah melakukan hal yang salah? Semua pikiran itu bercampur baur dengan perasaanku yang sudah terlanjur menyayanginya sebagai kakakku. Akhirnya ku putuskan untuk menceritakan hubungan ini kepada guru ngajiku.

***
“Jadi begitu Mi ceritanya”. Akhirnya aku menceritakan hubungan kakak-adek itu pada Ummi (panggilanku pada guru ngajiku).

“hhhmmm….” ummi berfikir sebentar dan kemudian melanjutkan berbicara.

“Rani, menurut ummi hubungan kalian itu jangan dilanjutkan lagi. Bagaimanapun juga, di dalam Islam tidak ada yang namanya kakak adek ketemu gede. Tetap saja hubungan kalian itu adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dan apapun alasanmu yang hanya mengaggapnya sebagai kakak, tapi kan syaitan ga akan berhenti sampai di sana. Dia akan terus mencari cara untuk menggodamu” ummi menjelaskan panjang lebar.

“Trus, apa yang harus Rani lakukan, Mi?” Tanyaku seolah belum paham maksud beliau.

“Ya putuskan hubungan kalian itu. Kalau bisa sampai nomer handphonenya pun harus Rani hapus” jawab ummi.

Dalam hati aku berontak. Aku tidak sanggup memutuskan hubungan dengan kakak yang sudah terlanjur menempati posisi tersendiri di hatiku.

“Masa sih?? Aku kan hanya menganggapnya sebagai kakak, ga lebih kok”, batinku selalu menyangkal dan menolak semua masukan ummi.

Aku juga tau dan paham mengenai hubungan laki-laki dan perempuan dalam islam. Namun aku selalu meyakinkan dalam hatiku bahwa aku hanya menganggapnya sebagai seorang kakak. Tidak lebih. Tidak ada perasaan istimewa selain perasaan itu yang kumiliki terhadapnya.

***
Namun kemudian, penyangkalan demi penyangkalan dalam hatiku semakin hari semakin goyah. Aku mulai merasakan ada yang lain di hatiku. Sesuatu yang membuatku merasa resah dan gelisah. Perasaan itu sungguh tidak nyaman bagiku. Aku coba berontak, memungkiri bahwa perasaan itu tidak nyata. Aku berusaha keras untuk meyakinkan hatiku bahwa aku hanya menganggapnya sebagai kakak. Aku berusaha membuang jauh-jauh perasaan itu. Namun aku gagal, aku tak kuasa lagi membendungnya. Aku tak mampu lagi menyangkalnya bahwa aku telah jatuh cinta padanya.

Perasaan itu sungguh menyiksa. Sungguh tak terpikirkan olehku sebelumnya bahwa hal ini akan terjadi. Saat-saat inilah yang aku takutkan. Aku takut tidak dapat mengendalikan diri. Aku takut tidak bisa bersikap normal padanya. Aku takut dia mengetahui perasaanku. Dan yang paling aku takuti, aku takut menduakan cintaku pada-NYA.  Karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam hatiku, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah penolakan yang membuatku semakin tidak mengerti. Mengapa dan mengapa telah memenuhi ruang fikiranku. Ku coba mencari jawaban dengan menghindar darinya. Namun aku tak kuasa untuk jauh darinya. Dia sudah menjadi bagian hidupku yang sulit aku lepaskan.
Akhirnya aku berusaha untuk menjauhinya. Aku baru tersadar, bahwa apa yang dikatakan oleh ummi semuanya benar. Syaitan sedang menggodaku. Dan Allah sedang menguji imanku. Relakah aku melepaskan sesuatu yang bukan milikku hanya untuk-MU Rabbku? Cinta ini belum pantas ku berikan padanya, karena aku bertekad hanya akan memberikan pada dia yang telah direstui oleh-NYA.

Semakin hari ku rasakan bagai sebuah bola salju yang sedang berputar semakin lama semakin membesar. Sungguh aku tak mampu lagi menanggung beban yang akan berujung pada kefatalan jika hati ini tak dapat lagi ku kendalikan. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku pergi dan tinggalkan dia untuk selamanya? Apa yang akan ku katakan padanya? Ataukah aku biarkan saja perasaan ini dan berpura-pura bahwa semua ini tidak pernah terjadi? Tapi jika demikian sama saja aku mengkhianati perasaanku sendiri dan akan membuatku terperosok semakin dalam ke lubang hati ini.

Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangnya, tentang dia, karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan, mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

***

“Apa yang harus aku lakukan Vi?”, Tanya Rani pada Novi, sahabatnya.

“Dirimu benar-benar sudah yakin sama perasaanmu ke dia?”, kata Novi balik bertanya.

“Entahlah…aku bingung”, jawab Rani.

“Coba deh sholat istikharoh dulu, yakinkan hatimu”, kata Novi kepada sahabatnya itu. “Iya deh, aku coba sholat istikharoh dulu. Mudah-mudahan segera ada jawabannya”, kata Rani di tengah kebimbangan hatinya.

***

Rani masih belum menemukan jawaban dari sholat istikharohnya. Sedangkan kebimbangan dihatinya semakin hari semakin membesar. Dia harus memilih, mengatakan isi hatinya pada Andi atau pergi begitu saja membawa semua rasa yang dia pendam selama ini dan memutuskan hubungannya dengan Andi.

“Gimana? Jadi ngomong sama dia ga?”, Tanya Novi membuyarkan lamunanku.

“Entahlah Vi…kalo aku bilang tentang perasaanku padanya, aku takut mendengarkan jawaban dia”, jawabku pelan di tengah kebimbangan.

“Yah, itu konsekuensi yang harus kamu terima Ran. Kalo dia bilang “iya” maka lanjutkan ke jenjang berikutnya, tapi kalo dia bilang “tidak”, kamu harus bisa menahan kekecewaan dan menerima keputusannya dengan lapang dada.

“Gimana?? Bisa ga??”, kata Novi menegaskan.

“hhhuuuuhh…”, Aku menghembuskan nafas dalam-dalam. Rasanya beban yang menghimpit dada ini semakin bertambah berat.

“Okeh, aku akan bilang sama dia. Apapun keputusannya, aku harus siap menerimanya”, jawabku sambil berusaha menguatkan hatiku.

***
“Maaf, aku tidak bisa…aku tidak bisa melanggar komitmen yang sudah aku buat”, diseberang sana Andi menjawab.

Sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku tentang komitmen ini. Karena memang aku tidak pernah merasa telah membuat komitmen apaun dengan Andi. Hubungan kakak adek ini berjalan begitu saja tanpa pernah ada perjanjian apa-apa. Itu yang ada di pikiranku selama ini. Entah dengan Andi yang telah menganggap bahwa dengan begitu, maka sudah terbentuk sebuah komitmen di antara kami berdua. Aku berusaha menguatkan hatiku, dan masih mencoba memahami jawaban yang telah dilontarkan Andi.

Aku diam tak tau harus berfikir apa...semua ini bagaikan mimpi buruk dan aku ingin segera terbangun dari mimpi ini.

“oh, gitu ya? Ya sudah kalo itu memang keputusanmu. Mulai saat ini, aku mengundurkan diri jadi adekmu”, akhirnya aku membuat sebuah keputusan yang sebenarnya sangat berat bagiku. Sungguh aku tidak menyangka akhirnya aku akan kehilangan sosok Andi yang sudah menempati posisi tersendiri di hatiku. Andi yang selama ini menjadi kakak pelindungku..

“Loh, kok begitu? Kau tetap jadi adekku saja ya”, pinta Andi kepadaku.

“Maaf, aku tidak bisa…jika aku tetap menjadi adekmu, aku takut perasaan itu datang lagi. Aku takut tidak bisa menjaga hati. Menjaga hati yang telah Allah titipkan kepadaku, dimana hanya DIA lah yang berhak menempati posisi tertinggi”. Aku berusaha meneguhkan hati bahwa keputusanku ini memang sebuah keputusan yang seharusnya aku pilih.

Maka sejak itu hubungan yang semula terjalin indah semakin hari menjadi semakin renggang. Tak ada lagi sapaan “Kakak”-“Adek” diantara kami berdua. Keputusan itu sangat berat bagiku, namun akan semakin berat bila aku tetap terpasung pada harapan yang semu. Harapan yang hanya sebelah pihak saja. Dan aku belajar untuk tidak rapuh, meninggalkan luka karena Andi, lelaki yang sempat menjadikanku sebgai adek, meski hanya sesaat.

Tetaplah disampingku, Kak...

Seorang pengembara menatap kosong rembulan
Jiwanya berkelana, melintasi masa..
Lelah mencari cahaya....mencari warna-warna jiwa..
Dahaga rindunya semakin membuatnya tak berdaya

Tetaplah disampingku, Kak (rintihnya)
Bulir-bulir bening mengalir deras di pipinya

Semakin dalam ia tatap rembulan
Menerawang jauh mencari sesuatu yang telah hilang

Tetaplah disampingku, Kak (rintihnya)
Ceritakan lagi tentang hidupmu, tentang mimpimu...
Ajari aku lagi , Kak
Tentang perjuangan, tentang pengorbanan, tentang keikhlasan...

Jarak itu sudah terlalu jauh...tak tergapai olehnya...
Membentang seluas ego dan keangkuhan

Tetaplah disampingku, Kak (rintihnya semakin pilu)
Hatinya sesak oleh pengapnya hawa penyesalan...

Ia genggam erat secuil harapan
Menunggu mentari pagi menyinari kelamnya hati
Suatu hari kau pasti kembali (batinnya berharap)
Dan kau akan duduk lagi, Kak, disampingku
Tersenyum menceritakan mimpi-mimpimu....


***huehehhehe, ini cerpen pertamaku neh :D  abis baca novel ”Daun Yg Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”, sekilas jadi inget lagi sama cerpenku ini. Jadi aja deh ku posting lagi. Walaupun ga mirip-mirip amaat...tp benang merahnya keknya sama kan (maksa.com :p)...maap yah, kalo repost. Oh iyaa, masih ada lanjutan ceritanya looohh... So, nantikan cerita selanjutnya yaa ^___^



   

jejak2mimpi wrote on Oct 14, '10
Yaa Muqollibal quluubi Tsabbit Qalbii Alaa Diinik ^_^

*lanjut aahh... ke sambungannya :D
Aamiin...

yuuks, siapin tissue say :p

lautankata wrote on Oct 14, '10
Yaa Muqollibal quluubi Tsabbit Qalbii Alaa Diinik ^_^

*lanjut aahh... ke sambungannya :D

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
luvummi said
:))
sama
cieee diah.. :D

luvummi wrote on Sep 30, '10
akuai said
Kalo om-keponakan ketemu gede gimana mba? Hehe... Banyak kontak lama yg kupanggil om. Tapi mereka tetep panggil nama. Hehe....

Btw, aku suka alurnya. Asumsi yg kadang menyebalkan (seperti perasaan tania) :D
:))
sama

pengagumlangit wrote on Sep 30, '10
@amirah : have done..silahkan dibaca..^^

langkah88 wrote on Sep 30, '10
panggil aku Dwi ^^

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
darnia said
kok rasanya de javu yah T_T
oh ya??

waah... :D

darnia wrote on Sep 30, '10
kok rasanya de javu yah T_T

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
@amirah:jiah..malah minta cerita,hahaha..boleh2,tp panjang lho.
Via pm aja ya?
seep mbaaaaaaaaaakk, dah ga sabar pengen baca :D

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
hehe..gak apa2 kok mba...emang udah biasa begitu...
:D

pengagumlangit wrote on Sep 30, '10
@amirah:jiah..malah minta cerita,hahaha..boleh2,tp panjang lho.
Via pm aja ya?

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
hehe..gak apa2 kok mba...emang udah biasa begitu...
jiaaaaaaaaahh...ketauaaan yaaaaaaah...

fitrahkautsar wrote on Sep 30, '10
*ngakak

bukan aku loh fit yg ngomong...si om hendra :))
hehe..gak apa2 kok mba...emang udah biasa begitu...

fitrahkautsar wrote on Sep 30, '10
hwibntato said
MANTUAAPPP ...!
*padahal curiga Fitrah enggak baca tulisan di atas ... he he he ...
padahal saya bacanya cuma 1/4-1/4 paragrap lo kangmas..hehe..ketauan deh...

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
ruangbiru said
baik mba.
alhamdulillaah... mba gimna
jyhaa...:D
Alhamdulillah kenyaaaaaaaaaaaanng ^__^

**loh??

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
saturindu said
ntar kl mood, saya beri masukan
:))
wedew...ternyata om suga lagi ga mood yah hari nie T__T

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
Hahaha..jadi ingat pengalaman sendiri ^^ tapi Alhamdulillah bisa dikendalikan saat ini,insya Allah,
oh ya??? cerita dunk mbak :D

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
azkaria91 said
Wah... terinspirasi kisah nyata ya mbak? he he

Iya nih, kalo ada co yang manggil saya "adek", kok jadi aneh ya? Ga nyaman aja...
huehehhehe...

iyah, mending manggil nama ya?

ruangbiru wrote on Sep 30, '10
wooow, ada periiiiiiiiiiiiiiii...

pa kabar say???
baik mba.
alhamdulillaah... mba gimna
jyhaa...:D

saturindu wrote on Sep 30, '10
*padahal pengen minta masukan dari om suga T__T
ntar kl mood, saya beri masukan
:))

pengagumlangit wrote on Sep 30, '10
Hahaha..jadi ingat pengalaman sendiri ^^ tapi Alhamdulillah bisa dikendalikan saat ini,insya Allah,

azkaria91 wrote on Sep 30, '10
Wah... terinspirasi kisah nyata ya mbak? he he

Iya nih, kalo ada co yang manggil saya "adek", kok jadi aneh ya? Ga nyaman aja...

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
saturindu said
ouw, cerpen...kirain curhat...huehuehue
haiyaaaaaaahh... si om

*tp bisa jadi sih sekalian curhat :p

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
kucinx said
jempol kaki kucinx mba........ xixixixi
wedew...kasian kucixnya :D

saturindu wrote on Sep 30, '10
ouw, cerpen...kirain curhat...huehuehue

kucinx wrote on Sep 30, '10
wedew...makasih saay ^__^

*jempolnya siapa lg tuh yg di pinjem :D
jempol kaki kucinx mba........ xixixixi

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
kucinx said
4 jempol.....
b^_^d
d b
wedew...makasih saay ^__^

*jempolnya siapa lg tuh yg di pinjem :D

kucinx wrote on Sep 30, '10, edited on Sep 30, '10
4 jempol.....
b^^d
d b

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
ruangbiru said
mbaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...indah :D
wooow, ada periiiiiiiiiiiiiiii...

pa kabar say???

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
akuai said
Kalo om-keponakan ketemu gede gimana mba? Hehe... Banyak kontak lama yg kupanggil om. Tapi mereka tetep panggil nama. Hehe....

Btw, aku suka alurnya. Asumsi yg kadang menyebalkan (seperti perasaan tania) :D
kalo om-ponakan mah panggil nya pak'le :D

makasih ai pujiannnya...hehehhehe secara aku kan masih amatir :p

iya Ai...asumsi yg sangat menyebalkan... huuff...

ruangbiru wrote on Sep 30, '10
mbaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...indah :D

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
hwibntato said
tobat ... he he he ...
*buruk sangka itu dosa ...
langsung tobat si om :))

akuai wrote on Sep 30, '10
Kalo om-keponakan ketemu gede gimana mba? Hehe... Banyak kontak lama yg kupanggil om. Tapi mereka tetep panggil nama. Hehe....

Btw, aku suka alurnya. Asumsi yg kadang menyebalkan (seperti perasaan tania) :D

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
hwibntato said
MANTUAAPPP ...!
*padahal curiga Fitrah enggak baca tulisan di atas ... he he he ...
*ngakak

bukan aku loh fit yg ngomong...si om hendra :))

hwibntato wrote on Sep 30, '10
hwibntato said
*padahal curiga Fitrah enggak baca tulisan di atas ... he he he ...
tobat ... he he he ...
*buruk sangka itu dosa ...

hwibntato wrote on Sep 30, '10
mba bisa mjelaskan fenomena yg umum tjadi dgn cerita yg mengalir baik..
Setuju sekali mba..karena gak ada hubungan lain slain yg telah Allah tetapkan..yg bukan muhrim tetap akan bukan muhrim,walaupun drekayasa sdemikian caranya...kalo qt mnyesali itu artinya kita menyesali ktentuan Allah..Luar biasa mba Amirah...
MANTUAAPPP ...!
*padahal curiga Fitrah enggak baca tulisan di atas ... he he he ...

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
hwibntato said
disimpennya jangan lama-lama, entar bulukan ... he he he ...
iya deh oom...ga lama2 kok :D

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
WOOOWWWWW!!!!
KERENN BANGET MBA!!
mba bisa mjelaskan fenomena yg umum tjadi dgn cerita yg mengalir baik..
Setuju sekali mba..karena gak ada hubungan lain slain yg telah Allah tetapkan..yg bukan muhrim tetap akan bukan muhrim,walaupun drekayasa sdemikian caranya...kalo qt mnyesali itu artinya kita menyesali ktentuan Allah..Luar biasa mba Amirah...
waah, jadi ge er nih...

makasih ya fitrah....

iyah, cm mo berbagi siapa tau bisa di ambil hikmahnya untuk yg lain :)

hwibntato wrote on Sep 30, '10
**iyah, dah ada nih sambungannya...tapi di simpen dl biar penasaran :D
disimpennya jangan lama-lama, entar bulukan ... he he he ...

fitrahkautsar wrote on Sep 30, '10
WOOOWWWWW!!!!
KERENN BANGET MBA!!
mba bisa mjelaskan fenomena yg umum tjadi dgn cerita yg mengalir baik..
Setuju sekali mba..karena gak ada hubungan lain slain yg telah Allah tetapkan..yg bukan muhrim tetap akan bukan muhrim,walaupun drekayasa sdemikian caranya...kalo qt mnyesali itu artinya kita menyesali ktentuan Allah..Luar biasa mba Amirah...

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
hwibntato said
wowww ... woowww ... kisah nyata ... he he he ...
kisah yang asyik ... puisinya juga ...
*menunggu sambungannya ...
Wedew....langsung nembak kisah nyata :p

makasih om pujiannya...

**iyah, dah ada nih sambungannya...tapi di simpen dl biar penasaran :D

hwibntato wrote on Sep 30, '10
wowww ... woowww ... kisah nyata ... he he he ...
kisah yang asyik ... puisinya juga ...
*menunggu sambungannya ...

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
ami aja gimana? :D
btw itu ada perubahan sudut pandang ya? dari orang pertama jadi orang ketiga?
buleeeeeeeeehh...

oh, iya ya??? hihihihiihi....maklum masih amatir... :p

*makasih koreksiannya ^__^

ayanapunya wrote on Sep 30, '10
panggil aja mumtaz :D
ami aja gimana? :D
btw itu ada perubahan sudut pandang ya? dari orang pertama jadi orang ketiga?

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
kak indah,,,,,,!!!
iya mbaaaaaak Faraaaaaaaa ^__^

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
jadi panggilnya apa dong? :D
panggil aja mumtaz :D

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
okedeh mbah.. qeqeqe :P
iya cuuu...

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
intan0812 said
aku kan manggilnya kakak amirah.....

keyen ah cerpennya.....
hihihihi jadi pengen malluw...

masa sih mbak keren?...ku pikir lebaay :))

ikhwatiislam wrote on Sep 30, '10
kak indah,,,,,,!!!

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
saturindu said
emang belum
:)))
tuuuh kaan T___T

*padahal pengen minta masukan dari om suga T__T

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
luvummi said
udahlah
ngakunyah si ke yang dianggep deket manggil gt
lah, deket darimana, kenal ajah baru beberapa minggu -_-"
hahhahahaa..SKSD

jejak2mimpi wrote on Sep 30, '10
luvummi said
pengennyah si gitu
serem orangnyah..phsyco..hiiii
widiiihh....

ayanapunya wrote on Sep 30, '10
jadi panggilnya apa dong? :D

fr0z3ninside wrote on Sep 29, '10
mbaah wae :p
okedeh mbah.. qeqeqe :P

fr0z3ninside wrote on Sep 29, '10
luvummi said
pengennyah si gitu
serem orangnyah..phsyco..hiiii
Hit n Run :))

intan0812 wrote on Sep 29, '10
aku kan manggilnya kakak amirah.....

keyen ah cerpennya.....

saturindu wrote on Sep 29, '10
yeee...

*pasti om lom baca ceritanya deeh...
emang belum
:)))

luvummi wrote on Sep 29, '10
huehehhehe...

bilang aja, "emangnya aku adekmu??" :p
udahlah
ngakunyah si ke yang dianggep deket manggil gt
lah, deket darimana, kenal ajah baru beberapa minggu -_-"

jejak2mimpi wrote on Sep 29, '10
Ndhuuk.. whehehehe
mbaah wae :p

zukruf85 wrote on Sep 29, '10
kirain nyata lho..hehhe

luvummi wrote on Sep 29, '10
:)) timpuk aja buu
pengennyah si gitu
serem orangnyah..phsyco..hiiii

fr0z3ninside wrote on Sep 29, '10
Ndhuuk.. whehehehe

jejak2mimpi wrote on Sep 29, '10
luvummi said
hahaha

Diah suka dipanggil de' sama abang2 kelas tapi, mreka emang begitu ke yang laen juga
cumannnnn, klo ada ikhwan sok kenal manggil de', Diah sebbbbbbeeeeeellll banget.
Sok deket, udah ditegor tetep ngulangin, menyebalkan.
huehehhehe...

bilang aja, "emangnya aku adekmu??" :p

fr0z3ninside wrote on Sep 29, '10
luvummi said
Sok deket, udah ditegor tetep ngulangin, menyebalkan.
:)) timpuk aja buu

luvummi wrote on Sep 29, '10
hahaha

Diah suka dipanggil de' sama abang2 kelas tapi, mreka emang begitu ke yang laen juga
cumannnnn, klo ada ikhwan sok kenal manggil de', Diah sebbbbbbeeeeeellll banget.
Sok deket, udah ditegor tetep ngulangin, menyebalkan.

jejak2mimpi wrote on Sep 29, '10
saturindu said
panggil oom aja?
:)))
yeee...

*pasti om lom baca ceritanya deeh...

saturindu wrote on Sep 29, '10
panggil oom aja?
:)))