Senin, 04 Maret 2013

Sekedar ingat…


Aku mengingatnya lagi, walau tak perlu seluruh ingatan bersikukuh untuk membuatnya hadir. Semacam segelas teh hangat yang kau seduh setiap pagi yang tak perlu ingatan kuat tuk membuatnya. Ia hanya hadir begitu saja. Walaupun kadang tak sesuai kehendak. Hanya ingin…

Aku mengingatku ketika waktu-waktu yang mengapung gamang berusaha kau tangkap satu persatu dan kau jejalkan ke dalam kepala kemudian pecah menjadi serupa kembang api yang meletup-letup cepat. Percikan harap berhamburan bagai anak-anak kecil yang berlarian di kala hujan. Menyentak-nyentak genangan, basah oleh rintik-rintik yang menyegarkan dan kemudian diam menjadi demam..

Ada satu celah menganga di setiap rentang ingatan. Suatu celah yang tersembunyi dalam-dalam walau kadang selalu tersingkap saat hujan mengirimkan sebuah pesan. Celah tempat sunyi dan sepi saling memilin menjadi kerinduan. Sebuah nganga yang berujung pada entah yang akan menelanmu hingga kau tak dapat menemukan jalan pulang.

Di nganga ingatan sembunyi jawab yang dicari dan segala kecap yang tak bisa diucap bibir ataupun mulut ataupun bahasa tetubuhan indera. Ini adalah muara segala ingatan yang pernah ada. Muara yang kandas pada nasib, kemudian beriak lah segala keinginan, kerinduan menunggu pemenuhan. Serupa kolam yang beriak tertetesi hujan kemudian menjadi teduh.. Teduhan yang kekal melampaui segala ingat yang telah tercipta kemudian surut perlahan terhisap lubang waktu menjadi sebuah lupa..

**Awal Maret di 2013, sudah lama gak corat-coret :D