Sabtu, 19 Mei 2012

Naga Api dan Peri Hujan

Konon, di kedalaman hutan yang tempatnya sangat rahasia, ada sebuah lembah yang sangat indah. Lembah itu ditumbuhi dengan bunga-bunga berbagai warna dan harum baunya, hewan-hewannya yang jinak, serta air terjun jernih yang memancar indah jika terkena sinar mentari. Di lembah itu, hiduplah seorang peri hujan. Peri tersebut bertugas menjaga lembah itu agar tetap subur dengan siraman hujan yang merintik lembut.

Di lembah itu, jika hujan tidak merintik sehari saja, maka seluruh tumbuhan akan layu dan hewan-hewan yang hidup disana akan mati. Oleh sebab itu, sang peri mempunyai tugas yang sangat penting dilembah itu. Kita sebut saja lembah itu dengan nama lembah hujan.

Pada suatu hari tiba-tiba udara terasa agak hangat dan gerah. Seluruh hewan di lembah hujan kepanasan. Ternyata, di langit sedang berputar-putar seekor naga api yang besar. Naga tersebut berwarna merah menyala, taringnya tajam dengan kuku-kuku cakarnya yang mengkilat. Sayapnya lebar, dan dari hidung serta mulutnya menyembur api yang sangat panas.

Naga api itu terus berputar-putar dilangit, kemudian dia jatuh berdebum ditengah hamparan bunga lili. Peri hujan sangat takut, tapi ia memutuskan untuk mendekati naga api itu. “Sepertinya naga api itu sedang sakit”, gumamnya.

Perlahan-lahan peri hujan mendekati naga api itu. Ia tak mau naga api itu tiba-tiba marah dan menyemburkan api ke arahnya.

Peri hujan berbisik pelan kepada naga api, “Hei...apa kau baik-baik saja?”.

Naga api mulai membuka matanya, “sakit sedikit...” katanya dengan suara serak.

“Sepertinya kau sedang tidak sehat”, tanya peri hujan.

“Badanku demam, dan tenggorokanku sakiit”, jawab sang naga sambil menahan sakit.

Peri hujan kemudian mengumpulkan seluruh tenaganya. Merentangkan tangannya dan perlahan angin mulai bertiup lebih kencang dengan aroma bumi yang segar. Awan-awan berarak cepat berkumpul diatas kepalanya, dan perlahan butir-butir hujan jatuh menghujami tubuh sang naga api. Asap mulai memenuhi permukaan tubuh sang naga akibat pertemuan antara bulir hujan dan sisiknya yang panas.Perlahan, naga api itu mulai menggerakkan badannya. Ia sudah merasa lebih baik. Badannya tidak demam lagi, dan teggorakkannya sudah tidak sakit karena meminum air hujan yang segar.

“Terima kasih”, kata sang naga api pada peri hujan.

“Syukurlah jika kau sudah merasa lebih baik”, kata peri hujan sambil tersenyum manis.

 Sang naga api merasa sangat senang berada di lembah hujan itu. Karena di sana pemandangannya sangat indah. Alapagi jika sedang turun hujan. Ia bisa merasakan rintik rintik hujan itu membasahi lembut sisiknya, segar sekali. Kini, naga api itu tidak lagi berwarna merah menyala. Tetapi ia berubah menjadi biru cerah. Seperti warna langit. Hidung dan mulutnya tidak lagi menyemburkan api yang panas. Oleh sebab itu ia sudah tidak sakit tenggorokan lagi.

Naga api dan peri hujan kini menjadi teman baik. Kemana pun peri hujan pergi, pasti naga api itu ikut menemani. Peri hujan pun sangat senang, karena dengan adanya naga api maka ia tak kan lagi ketakutan jika malam menjelang. Di lembah hujan ini, setiap malam bulan bersinar terang. Dan cahaya bulan itulah merupakan sumber kehidupan bagi peri hujan. Namun, ada srigala jahat yang selalu ingin mencuri rembulan itu.

Pernah suatu malam, srigala jahat itu datang mengendap-endap ingin mencuri rembulan. Untung saja ada sang naga api yang melihatnya kemudian ia berhasil mengusir srigala itu hingga srigala itu tidak berani lagi datang ke lembah hujan.

“Kau tidak perlu takut lagi, aku berjanji akan menjaga rembulan ini untukmu”, kata naga api pada peri hujan.

“Benarkah? Janji?”, kata peri hujan meyakinkan sang naga sekali lagi.

“Iya, aku berjanji”, kata sang naga api penuh keyakinan.

Peri hujan sangat bahagia. Kini ia tak perlu takut lagi, ada sang naga api yang akan menjaga dan melindunginya. Seharian itu, seluruh lembah jadi lebih berwarna dan hujan turun dengan indahnya. Ini karena peri hujan sangat bahagia.

Kemudian, pada suatu malam datanglah seekor naga api yang lebih besar dengan matanya yang menyala terang. Sayapnya mengepak-ngepak di angkasa sehingga malam itu udara kembali terasa sangat gerah. Ternyata, naga api yang bermata nyala terang itu adalah pemimpin dari kawanan naga api dari lembah api. Pemimpin naga api itu sedang mencarinya, mencari naga api yang telah berubah warna menjadi biru itu.

“Apa yang sedang kau lakukan di lembah ini? Ini bukan tempatmu..!! Cepat kembali ke kawananmu..!!”, kata pemimpin naga api kepada naga api yang sudah berwarna biru itu.

“Tidak mau, bos. Aku ingin tinggal di sini bersama peri hujan”, jawab naga api yang telah berwarna biru itu.

“Tidak bisa...!! kau harus kembali ke kawananmu. Atau kalau kau tak kembali maka aku akan membunuhmu..!!cepat pilih..aku tunggu sampai malam ini juga..!!”, kata pimpinan naga api.

Sang naga api yang sudah berwarna biru itu sangat bingung, “apa yang harus aku lakukan”, bisiknya.

Ditengah pekatnya malam dan rembulan bersinar terang, ia menatap peri hujan yang sedang tertidur pulas...

Naga api yang telah berubah warna menjadi biru itu bangkit lalu tersenyum.. Dan sang naga api itu pun menelan rembulan...

Kemudian lembah hujan menjadi gelap gulita. Dan peri hujan mati seketika...

** 160512, lagi suka bikin dongeng :p


Gambar copas di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar