Ada rindu yang berusaha diredam
Saat pendar sinar rembulan perlahan memudar
Dan Pungguk hanya mampu mengintip rembulan dari celah dahan
Saat langit malam menghampar luasnya
Ada rasa yang tak dapat terupa kata
Hanya menggumam kisah yang tak pernah ada
Entah mengapa pungguk masih berdiri di tepi dahan
Bermain bersama angan yang menghayutkan
Terlupa nyata dan terus bergelut pada khayal kata "seandainya"
Sebegitu indahkah pendarnya rembulan?
Hingga kau tak pedulikan bebintang yang berkilauan
Menghampar berjuta, tinggal kau tunjuk satu sinarnya
Dan pungguk pun masih saja mengintip rembulan dari celah dahan
Membiarkan serpihan-serpihan asanya berhamburan
Menyusuri setiap lekuk rindu dan rasa yang tak dapat ia jelaskan
Menuju sinar rembulan di ujung malam
***Pertengahan Juli 2010, mengintip rembulan dari celah dahan ^__^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar