Umrah? Sebagai seorang muslim pasti pingin kan. Perjalanan sepritual
dalam rangka beribadah kepada Allah ke rumah ibadah tertua di dunia.
Baitullah. Untuk bisa umrah ada tiga
cara yang bisa ditempuh; melalui biro perjalanan umrah/ travel, semi backpaker,
dan backpaker. Ketiga-tiganya punya plus minus pastinya. Kali ini kita akan
sedikit mengulas seputar perjalanan umrah backpaker berdasarkan pengalaman
pribadi saya pada bulan lalu, karena ada banyak kawan yang bertanya gimananya
cara dan seluk beluk umrah backpakeran?
Persiapannya apa saja?
Siapin mental dan fisik; niat ikhlas karena Allah dan kebugaran
fisik yang prima karena cuaca dan trip yang cukup panjang tentu menguras banyak
energi. Lain dari itu, kenyamanan
umrah backpaker tentu berbeda dengan umrah lewat jalur reguler. Kecuali visa,
semua urusan persiapan dokumen (paspor,
buku kuning, bukti rekam biometrik), perjalanan, akomodasi selama umrah
hingga kepulangan diurus mandiri. Sementara kalau umrah reguler selain dokument pribadi, anda bisa dikata terima beres. Jadi kalau umrah pengennya
nyaman, enak, terima beres, ya jangan backpakeran.
Terus visanya gimana?
Pakai visa apa? Ya tetap pakai visa umrah karena anda gak
akan bisa masuk saudi kecuali dengan visa: pelajar,
kerja, atau umrah/wisata. Gimana bisa dapat visanya? Anda kudu mencari
biro yang mau menjual visanya saja. Atau visa dengan tiket PP. Untuk pilihan
kedua jadwal kepulangannya anda perlu membicarakan target
dan waktu kepulangan Anda dengan pihak yang mengurus visa + tiketnya.
Apa ada biro mau mengeluarkan visanya saja?
Tidak
semua mau, bahkan jarang. Kenapa? Alasan yang paling utama adalah karena alsan keamanan. Sebab visa
umrah bisa saja disalahgunakan oleh pemiliknya sehingga bisa
menimbulkan masalah serius bagi biro travelnya; bisa terkena blacklist oleh pihak penyedia visa di
Saudi sana. Alasan kedua,
tentu kepentingan bisnis, dan lain-lain.
Murah mana umrah reguler ama backpakeran?
Tergantung. Bisa lebih murah,
bisa pula sebaliknya. Semua tergantung tingkat kenyamanan yang anda inginkan.
Prinsipnya sama: makin nyaman tentu costnya
makin tinggi. Bedanya, dengan backpakeran anda bisa mengurangi tingkat
kenyamanan sesuai standar anda sendiri, sampai pada tingkat yang paling minimal
untuk urusan makan, hotel dan transportasi. Sehingga biayanya bisa anda alihkan ke yang lain,
misal kost sepuluh hari bisa Anda gunakan untuk empatbelas hari sehingga bisa
melakukan ibadah di Haramain lebih lama.
Transportasi
Alat
transportasi tentu sangat anda butuhkan kalau bepergian. Soal pilihan dan mekanisme memilih alat transportasi
yang bisa Anda gunakan kalau ingin umrah backpakeran mungkin agar berbeda, karena harus mengurus
sendiri. Kalau ikut travel anda tinggal naik kendaraan yang sudah
disiapkan oleh travelnya.
Ticketing pesawat
Diera internet
seperti sekarang tiket bisa anda dapatkan dengan sangat mudah, tentu dengan
berbagai pilihan harga, sesuai dengan fasilitas, tingkat kenyamanan dan layanannya.
Yang perlu diperhatikan saat
Anda memesan tiket secara online adalah adalah soal ketersediaan fasilitas bagasi. Jangan
karena ada tiket murah terus langsung klik deal, padahal harga tiketnya belum termasuk bagasi, sehingga
anda terkena biaya tambahan yang
tidak perlu saat melakukan chekin.
Kalau udah terlanjur gitu kan gak mungkin barang bawaannya mau dipulangin lagi. Catatan
lainnya adalah soal apakah Anda mau langsung to Jeddah/ Madinah ataukah transit
terlebih dahulu, kalau transit, transit dimana, dan berapa lama transitnya.
Semua perlu dipertimbangkan.
Setelah pesawat
sudah mendarat mulus di Jeddah -soalnya belum pernah turun di Madinah- biasanya
jamaah umrah akan diarahkan keluar melalui terminal haji-umrah.
Nah kamu gak usah ikut keluar lewat terminal haji, bilang aja international,
nanti akan diarahkan oleh petugas bandara ikut bus yang mengantar
menuju pintu kedatangan international. Kok gitu? Karena di terminal haji konon (pas di
sana saya emang g ngelihat ada taxi) jarang ada taxi
maupun angkutan lain. Kecuali misal kamu bisa minta numpang bus
carteran rombongan travel yang biasanya sudah menunggu di sana. Tapi kan jadi
rada gimana gitu, masa katanya
mau backpakeran malah numpang bus travel. Kan jadi (gak) enak.
Ya tapi - lagi-, gak apa apa juga sich, kalau ketua rombongannya mau.
Keluar pintu international biasanya petugas imigrasi akan
bertanya,
“Mau umrah tuan/puan?”
“Bisa bahasa arab/ inggris?”
Nah kamu kalau mau umrah backpakeran ya kudu bisa salah
dua atau salah satu dari bahasa international tadi. Atau kalau gak, ngajak saya
jadi penerjemah juga boleh. Wkwkwk.
Sebelum keluar dari King Abdul Aziz
International Airport sebaiknya kamu langsung menuju counter selular untuk
menngganti kartu selular kamu biar komunikasi lebih lancar dan nyaman.
Counternya biasanya tersedia di kiri dan kanan pintu keluar. Ada pilihan paket
nelpon saja, atau internet saja, atau paket nelpon plus internet. Setelah
keluar dari pintu kedatangan akan banyak tawaran taxi. Bersikap santai dan
rilex saja. Sambil mempelajari suasana bandara, anda bisa sambil ngopi menggali
informasi seputar taxi.
Jika kamu ingin menuju Mekah terlebih dahulu, anda bisa
naik taxi direct Jeddah-Mekah dengan ongkos kisaran 150 atau 160 real. Atau estafet; naik taxi ke mahatthah
naql jama’i di Cornais atau ke
selternya di Hotel Avail (khusus Saptco VIP). Demikian juga kalo mau ke Madinah
terlebih dahulu bisa naik taxi direct dengan ongkos dikisaran 225-250 real.
Atau estafet; naik taxi ke stasiun kereta cepat. Atau ke mahatthah naql
jamai Saptco di cornes atau di selter avail hotel, ongkos busnya yang
busnis 65 real, yang Vip 116 real.
Saptco adalah moda transportasi
publik milik Pemerintah Saudi, mungkin semacam damri lah kalau di Indonesia.
Bedanya saptco memiliki banyak layanan; bus sekolah, perkantoran, wisata dan
umum. Naik saptco adalah pilihan paling irit.
Untuk menuju
titik pemberangkatan saptco anda bisa naik taxi dari bandara Jeddah menuju
saptco di cornes dengan ongkos kurleb 50/60 real. Atau ke avail hotel untuk saptco Vip dengan ongkos 30/40 real tergantung
penawaran.
Tiket saptco
bisa langsung dibeli di tempat. Ketika membeli tiket tunjukkan pasport, bayar
116 SR, naik. Kalau yang anda tuju pertama adalah Madinah, perjalann kurleb 4
jam. Turun di poolnya Saptco
atau di Crown Plaza dekat dengan Masjid
Nabawi. Setelah itu ke hotel yang udah dibooking atau cari dadakan juga bisa.
Terus kalau
mau pergi pergi di Madinah naik apa?
Kalau untuk
sekitar Madinah banyak taxi, harga biasa tawar menawar di depan; harga sesuai juah dekat jarak yang
mau dikunjungin. Kalau ke Quba dari haram kurleb 10 SR ke jami'ah 12/15
SR. Bus kota juga ada, pangkalannya pas di depan pintu 21 dekat tugu jam utara
Haram Nabawi. Busnya warna ijo
royo royo. Ke atau dari Quba-Haram Nabawi cuma 3 SR. Ada juga bus tour city warna kuning cerah,
cuma saya belum nyoba yang ini.
Kalau mau ke
Mekah?
Bisa naik taxi,
harganya kurang tau. Bisa naik kereta cepat cuma 2 jam dah nyampai Mekah.
Bisa pula naik bus Saptco 116 SR untuk yang VIP. Nah pilihan terakhir, naik bus
ekonomi antar kota. Pangkalannya di Mahatthah Azhary, kalau gak salah namanya.
Tempatnya di pinggir jalur 2, lurus mentok ke utara dari pintu 21
Nabawi. Kita pernah tanya sama makelar makelar situ katanya ongkosnya cuma 30 SR. Tapi ya busnya
kayak bus ekonomi Indonesia lah. Berangkatnya juga gak tentu jamnya, karena
nunggu kursinya penuh.
Biasanya yang banyak naik para jamaah dari India dan Banglades. Untuk yang terakhir ini gak rekomended deh.
Kecuali anda mo coba coba.
Lumayan kan bisa sambil belajar nyanyi lagu india. Ups.
Terus kalau
naik bus ngambil miqatnya gimana dong?
Tetap ngambil
miqat di Bi'r Aly,
busnya nanti berhenti
kurleb 20 menit memberi kesempatan kepada penumpang untuk mulai ihram.
Kalau backpakeran
makanannya gimana?
Namanya backpakeran kita kudu
siap menyesuaikan diri termasuk dalam urusan perut dan lidah. Repotnya kalau kamu tergolong pengidap roaming lidah (kaya
penyakit aja). kan ada tuch
yang merasa belum makan kalau belum makan nasi. Walopun udah menghabiskan roti tiga gulung
tetap aja bilangnya belum makan. Repot kan? Yang terpenting kan kebutuhan nutrisi
tubuh terpenuhi, soal jenis makanan dan masakannya ya gak harus nasi. Wah... Saya kalau gak masakan Indonesia gak bisa makan.
Ya udah lebih aman ikut travel aja. Aman. Karena kalau biro kan cateringnya
jelas menu Indonesia.
Untuk Anda yang berkantong tebal bisa bebas memilih menu
makanan di restoran dan rumah makan yang bertebaran di sekitaran Haram Nabawi.
Untuk menu masakan lokal dikisaran harga 25/30 SR sekali makan. Tapi porsinya
arabic punya, kalau saya bisa untuk makan 2 kali.
Untuk kamu yang mengalami roaming lidah, di Madinah ada sich rumah
makan yang menyediakan beberapa menu masakan Indonesia, namanya rumah makan Al
Qarat, posisinya di arah utara mentok dari pintu 17/18 Masjid Nabawi. Hanya
saja kalau menu sayur di sini memang agak sulit di dapat. Kalau
pun ada sayur biasanya cuma bayam disayur bening. Selebihnya daging dagingan
yang berbumbu santan dan cenderung pedas. Harganya dikisaran 17 - 20 SR
tergantung lauknya.
Kalau ingin lebih irit lagi beli shawarma, atau sunwise
billahm, atau bil baidh
tergantung selera. Harga dikisaran 5 /7 SR. Bisa nambah segelas syai alias teh 0.5
SR.
Kalau pingin bikin bikin kopi atau teh sendiri, bisa beli
pemanas air bisa bebas ngeteh dan ngopi di tempat nginap sesuai
selera.
Cemilan orang arab, namanya kunafah, biasanya
orang sana menyebutnya dengan aksen kunafe
Di
mana penginapan yang murah untuk umrah backpakeran?
Rumus
umumnya, makin jauh dari Al Haram maka harga penginapan akan semakin murah dan
sebaliknya. Yang perlu dicatat bahwa hotel disini jarang yang menyediakan paket
penginapan plus makan. La itu travel bisa pada makan langsung di hotel? Ya itu
karena banyakan orangnya. Itupun hotel atau pun pihak travel sering menggandeng
pihak luar hotel sebagai penyedia cateringnya, jadi makannya tetap di hotel tapi makanannya disuplay dari luar. Nah, kalau mau
backpakeran cari penginapan yang memudahkan kita mencukupi kebutuhan makanan.
Kalau di Madinah carilah penginapan
di arah utara masjid, karena di kawasan situ banyak toko dan warung makannya.
Agak ke utara lagi nyeberang jalan di situ banyak penginapan murah, dibawah 100
SR. Fasilitasnya? Ya namanya juga murah ya fasilitas dan tingkat kenyamanannya
jangan dibandingin sama hotel bintang lima lah. Tapi
cukup nyaman kok;
kamar AC, bersih, kamar mandi juga, ada air hangatnya,
ada wifinya.
Lagian ke haramain bukan cuma pingin pindah tidur kan?
Cuma kalau punya duit cari yang dekat
masjid juga sah. Backpakeran kan gak wajib menderita kan? :D untuk hotel yang dekat masjid,
semalam kisaran 250 SR ke atas. Tapi kalau
kamu bertiga atau berempat bisa pesan satu kamar yang 3 atau 4 ranjang, jadi
bisa tetap nyaman bayarnya patungan biar ringan, apalagi kalau kawan
backpakerannya mau nraktirin kamarnya.
Kabar baiknya, kalau kamu berangkat
minimal 10 orang, biar gak ribet, ada kawan yang siap mmbantu mengurusi
akomodasi selama di haramain dari penjemputan sampai
kepulangan. Gratis? Ya gak lah. Tetap bayar cuma kalau diitung itung bisa lebih
murah dan kita gak perlu repot ngurusin hal-hal detil.
Kalau di Mekah
gimana?
Di Mekah harga harga lebih mahal
dibanding di Madinah. Kalau soal penginapan murah, di Mekah kamu bisa cari
penginapan di Mahbas Jin. Letaknya lebih kurang 2 Km dari Al Haram. Lurus ke uarah utara dari
Babussalam. Kawasan ini biasa dipakai oleh
jamaah dari Indonesia kalau musim haji. Kalau di luar musim haji gini, yang
mendominasi saya lihat jamaah dari Turki, sedikit dari Mesir, Maroko dan Al
Jazair. Hotelnya juga udah lumayan bagus. Soal makan kamu bisa beli disepanjang
pinggir jalan banyak tersedia warung makan; tapi rata-rata warung makan Turki.
Ya itung itung belajar makanan orang sana, siapa tau ketemu jodoh orang sana
kan?! :D
Klo pingin masakan indonesia, kamu bisa mampir di bawah Tower Zam-Zam di
P3 namanya. Naik lift pencet P3 ntar di situ banyak restoran. Di sisi sebelah
kanan ada grapari telkomsel nah pas sampingnya ada warung makan Kuwais masakan
indonesia punya. Tapi klo harga sama dengan menu restoran lainnya. Bisa juga ke
restoran Malaysia. Juga di dekat Zamzam Tower sisi sebelah kiri. Masuk saja
dari pintu sebelah kanan WC 3, naik tangga, posisi disebelah kanan mentok dari
tangga naik tadi. Kalo pagi ada menu lontong sayur. Kalo malam ada nasi goreng
dan bakmi goreng.
Terus ke masjidnya gimana, kan jauh tuh?
Jangan
khawatir, di sini tersedia layanan bus gratis yang beroprasi
24 jam. Kamu tinggal turun dari hotel ke pemberhentian
busnya, naik, beberapa menit dah nyampe Al Haram. Demikian juga pulang dari
masjid tinggal tunggu di terminal utara masjid (dari babussalam lurus terus).
Cuma
kalau pulangnya pingin cepat-cepat ya harus mau berdesak desakan untuk bisa
naik lebih awal karena yang mau naik juga banyak. Kalau mau yang gak pake
desak-desakan, ada juga bus di tempat yang sama,
cukup bayar 3 SR saja.
Terminal bus mahbas jin dan situasi di
terminal pemberhentian di depan al haram
Catatan Lain
Biasanya kalau
bepergian kita cenderung pingin bawa perlengkapan pribadi selengkap mungkin.
Apalagi kalau misal menyerahkan urusan perlengkapan bawaan kepada istri, bisa
bisa bonyok dijalan.
Maksudnya saya
cuma mau bilang bawanya yang penting penting dan minimalis saja.
Istri
Anda akan berkata, "Semua ini juga penting Pa."
"Cut! Body lition, bedak, gincu, sisir,
jiblab, baju mama, gak usah dibawa."
"Lho kok gitu sich?"
"Kan mama gak ikut."
Ok. Kita sudahi.
Lanjut soal barang bawaan. Kalau cuma untuk 10 hari sampe
2 minggu cukup bawa barang yang bisa masuk bagasi cabin aja. Yang penting
adalah banyakin bawa duitnya. Soal pakaian ganti bisa nyuci sendiri atau laundry.
Kalau bawa koper ya sekira yang ukuran 30cm cukuplah. Gak
usah bawa koper gede-gede kayak orang mau pindah kontrakan. Kecuali misal mau
borong belanjaan. Berangkat kosong pulang penuh.
Pasar sore di taman kawasan Mahbas Jin.
** Catatan umroh bacpacker seorang kawan
Berdasarkan informasi beliau, total dana yang dihabiskan adalah 19 Juta Rupiah, selama 12 hari disana.